Minggu, 14 Februari 2010

LDR



Long distance is killing me.. itu kalimat status temanku yang baru saja ku baca. Sepertinya dia sedang menjalankan hubungan jarak jauh dengan kekasihnya. Dalam hatiku berkata, ternyata apa yang ku alami sama.

Beberapa bulan ini aku menjalani hubungan jarak jauh. Jarak yang sebenarnya tidak begitu jauh karena masih satu pulau dan beruntung masih satu negara dan satu benua.

Dan selama ini kami mengalami masalah komunikasi yang tiada henti. Sebenarnya tidak ada masalah dalam berkomunikasi, namun media dalam berkomunikasi yang membuat terkadang terjadi kesalahpahaman.

Kekasihku adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan master nya di salah satu daerah istimewa. Ia tidak sambil bekerja selama kuliah ini, dikarenakan ingin konsentrasi dan cepat lulus. Alhasil biaya bulanan masih ditanggung oleh orangtuanya. Ia adalah tipikal pria sederhana, untuk makan sehari-hari dan kegiatanya tidak pernah berlebih-lebihan ia menjalani dengan rasa syukur dengan tidak menyianyiakan kepercayaan orangtuanya.

Ia pun tidak pernah mengeluh atas fasilitas selama kuliah yang benar-benar apa adanya. Terkadang aku merasa malu, karena fasilitas lengkap yang kudapati dan begitu nyaman, sedangkan ia tidak merasa kekurangan atas keadaanya.

Ia juga tdak pernah meminta kepada orangtuanya terutama jika uang telah habis sebelum masanya.

Terlebih ketika kami memulai hubungan jarak jauh yang tentunya sangat membutuhkan dana yang lebih untuk sekedar membeli pulsa. jaringan provider yang sama-sama kita miliki sangat mahal, terutama untuk menelepon beberapa menit ataupun sekedar sms. Sebenarnya terkadang ingin mengganti jaringan provider lain yang lebih murah dan tidak menyekik leher namun itu perlu modal besar, karena yang memiliki fasilitas telepon dan sms murah adalah yang berjenis cdma, atau lebih tepatnya membeli telepon genggam baru.

Aku tidak tahu ternyata terkadang berbohong kepadaku dengan mengatakan sudah makan, padahal uang yang seharusnya ia gunakan makan ia gunakan untuk membeli pulsa guna meneleponku. Dan itu dijalani sudah berbulan-bulan tanpa sepengatahuanku, entah hanya berapa kali ia makan dalam sehari.

Hal ini semakin sulit, ketika orangtuanya mengurangi jatah bulanannya. Sedabgkan aku disini sedang mengalami krisis keuangan. Sehingga terkadang terjadi kesalahpahaman komunikasi diantara kami karena keterbatasannya ini.

Aku terkadang iri melihat pasangan-pasangan yang saling berbicara di telepon dalam waktu yang lama.

Ia bukanya tidak berusaha untuk mencari solusi, dia pun membeli telepon genggam berjenis cdma, meskipun ia membelinya dengan menyicil dan meinjam terlebih dahulu temanya.

Hingga suatu saat, ibuku tidak sengaja membawa salah satu telepon genggam berjenis cdma milik adikku yang sebenarnya mau digunakan olehnya. Dan akupun disuruhnya membeli nomor baru untuk wilayahku, aku pun dengan senang hati dan mengatakan kepada ibuku untuk kupakai saja, dan ibuku mengiyakanya, betapa senangnya hatiku.

Tidak itu saja, dihari yang sama. Ia meneleponku dengan nada yang gembira, karena ia mendapat televisi yang diberikan oleh salah satu temannya yang akan pindahan. Mulai sekarang ia tidak perlu lagi kekamar temanya lagi untuk sekedar menumpang menonton televisi.

Benar benar berkah Allah dihari itu

Mungkin diam2 Allah kasihan kepada kami, hingga sesuatu yang bersifat tidak ketidaksengajaan itu merupakan cara Allah memberi jalan kepada kami

Dan alhamdulillah sudah tidak ada hambatan lagi dalam hubungan kami, komunikasi lancar dan menyenangkan

1 komentar:

  1. jadi terharu nih hehehe
    intinya kesabaran yang mendatangkan berkah nyah

    BalasHapus

Pengikut