Jumat, 05 Februari 2010

Seruan Mbok Jamu


"Mbaaaa jamu mbaaaaaa!!!" seru mbok jamu
"Iya mboookkk bentarrrr" seruku membalasnya, meskipun terkadang aku tak sadar mengucapkannya karena masih setengah mimpi, tapi ntah kenapa seruan itu seperti alarm buatku bahwa itu sudah pukul 07.00 dan tak sadar aku telah tertidur selepas solat subuh.

"Ini ada nasi tempe, nasi telor, nasi ikan, donat, bolang baling, martabak, gorengan, mu yang mana mba?!!" ucap mbok jamu. "Hmmmm apa ya.." sambil berfikir apa yang hendak ku beli sementara nyawaku belum kumpul seratus persen.

Ia dipanggil mbok jamu karena awalnya ia hanya berjualan jamu di pagi hari, tetapi karena permintaan anak-anak kos diwilayah kos ku yang terkadang menolak karena yang dibutuhkan dipagi hari bukan jamu tapi sarapan, alhasil jadilah ia doble profesi. Tetapi karena perut anak kos rasanya sarapan plus jamu merupakan sarapan yang nikmat. Seperti tak lazimnya orang2 sarapan yang lebih memadukan sarapanya dengan air putih hangat, susu atau teh hangat. Kalau anak2 kos putri ada dua alasan selain ingin badanya singset tapi juga teriakan perut di pagi hari.

Menu sarapan yang selalu kupilih adalah nasi telor dan tempe goreng beserta donat sebagai desert nya dan tentunya jamu. Hmmm nikmat sekali membayangkanya dan murah sekali hanya tak lebih dari Rp.2000. Tak heran hampir semua penghuni kos ku memiliki tipe sarapan yang sama denganku, jadi tak apalah cukup untuk sampai jam 12 siang.

4 tahun kulalui pagi seperti itu setiap hari, meski terkadang diberi variasi dengan membeli di warung lain, namun tetap saja bawaan mbok jamu yang paling mantap tentunya dengan harga yang menarik.

Aku juga terkadang disindir oleh mbok jamu "Oalah mba gadis ko bangunya jam 7, ayo minum jamu dulu" serunya. Aku hanya bisa tersenyum, karena pagi2 malas menerangkan bahwa sebenarnya aku baru tidur selepas subuh karena lemburku semalam. Ya mungkin itu resiko mahasiswa arsitektur yang jarang tidur malam yang terkadang justru dianggap tukang tidur, karena orang-orang mengamatinya sering bangun kesiangan, namun tak apalah.

Tetapi sekarang setelah aku di kota ini sudah ga da seruan mbok jamu lagi, seakan alarm ku telah ilang berganti dengan alarm biasa. Hmm fikirku, mbok jamu masih jualan ga ya..miss u mbok jamu

2 komentar:

Pengikut